Teaching is not a lost art, but the regard for it is a lost tradition.
Then be a profesional teacher
Mau tidak mau, siap atau tidak siap, suka atau tidak suka
Bahwa profesi kita adalah guru
Yang akan berpengaruh bagi siapa yang terpengaruh oleh kita
Dan setiap murid yang akan terpengaruh
Dengan kuatnya suatu pengaruh
Karena setiap apa yang kita lihat, dengar, rasakan, ucapkan, lakukan dsb
Adalah sugesti bagi kita dan orang lain
Pernahkah kita bertanya tentang siapa sebenarnya diri kita dan
profesi kita? lalu siapa pula mereka yang menjadi lawan interaksi
kita?. Perlu kita ketahui Masyarakat India sudah memasuki tahap
perkembangan masa keemasannya begitu juga china pada hal dulunya negara
mereka sama dengan negara kita, terjajah, terpuruk, tertindas namun
sekarang mereka dapat dikatakan stabil dari segala sudut pandang,
dibandingkan kita.
Dalam hal, saya bukan hendak membandingkan satu
dengan yang lainnya, namun merupakan contoh bagi kita atas keberhasilan
mereka.
Dalam kesempatan ini saya hanya ingin mengemukakan pendapat
tentang ketertinggalan kita dalam dunia pendidikan khususnya. Menurut
hemat penulis permasalahan yang terjadi itu tentunya tak terlepas dari
pengaruh pertimbangan-pertimbangan sosial, politik, ekonomi dan budaya
sehingga kepentingan siswa sering terlupakan, bukan begitu ?, dan pada
akhirnya menimbulkan permasalahan baru yang mengakar yaitu :
· Banyaknya guru yang belum siap menjadi guru
· Banyaknya orang tua yang belum siap menjadi orang tua
· Banyaknya sendi-sendi kekuatan negara ini yang tidak berjalan sebagaimana mestinya
Dari sabang sampai
merauke. Cukup luas negri ini, namun satu pertanyaan besar yang belum
berani utuk dijawab secara gamblang yaitu, “ virus apa yang merasuk
genarasi kita saat ini ?, Perzinahan meraja lela, Pembunuhan
dimana-mana, Perjudian jadi mata pencarian, Kerusuhan antar sesama
sering terjadi, Minuman keras, narkoba menjadi tempat pelarian masalah,
Perdukunan, meramal nasib, korupsi menjadi budaya dan lain sebaginya,
bahkan yang paling mengenaskan adalah anak-anak didik kita atau buah
hati kita pada kehilangan etik/ sopan santun baik pergaulan mereka dalam
keluarga, sekolah dan masyarakat. Pertanyaan yang mendasar dari beragam
permasalahan ini adalah Ada apa dengan sistem pendidikan di negri ini
?, sehingga tidak mampu mengatasi permasalahan yang terjadi, barang kali
peran kerjasama kita dalam mempertahankan kemerdekaan tak lagi utuh
dalam persatuan dan kesatuan serumpun visi perjuangan.
Mengapa para pendidik atau para orang tua yang disalahkan ?,
karena pada dasarnya anak-anak kita lebih dekat kepada keluarga dirumah
maupun disekolah, dimana peran kita sebagai pengajar dan pendidik jarang
bertanya kepada diri kita. Mengapa bisa demikian ?, apakah karena salah
dalam metode saat mengajar dan mendidik mereka ?, atau kita para guru
dan orang tua memang tidak faham akan tahap perkembangan anak ?,
sehingga salah dalam penerapan ilmu, yang seharusnya diterima sianak
pada masanya, namun karena ketidakfahaman dalam mentransfer dan
menanamkan nilai-nilai pembentuk karakter membuat anak bingung bahkan
bosan atas cara mengajar dan didikan kita ?
Suatu hari saya disebuah
seminar, ketika itu saya yang menjadi peserta . Seorang guru bertanya, “Mengapa
pendidikan dikebanyakan wilayah di Indonesia belum bisa stabil, seperti
yang diharapkan khususnya di tanah Merauke ?. nara sumber menjawab,
bedasarkan survei mengapa hal itu terjadi karena disebabkan dua
faktor terdekat yaitu.?
· 95% para guru dan orang tua atau elit pendidikan belum profesional
· Ternyata sekitar 95 % sekolah-sekolah yang ada tidak memiliki ketegasan peraturan dalam managemennya
Sahabat guru Indonesia, terlihat oleh kita bahwa nomor satu yang menjadi permasalahan dan harus segera diatasi adalah para team
pendidiknya yaitu guru dan orang tua dan yang kedua adalah ketegasan
peraturan yang diantara keduanya memiliki kapasitas seimbang. Seandainya
para guru maupun orang tua mampu untuk profesional dalam artian mereka
sudah mengerti dan faham siapa mereka, apa profesi mereka dan mengenal
betul siapa objek didik mereka, maka dapat dibuktikan bahwa setiap anak
akan merasa puas dengan apa yang mereka terima dari para pendidik mereka
sehingga rasa penasaran tentang sesuatu hal yang selama ini menjadi
pertanyaan mereka, akan terjawab.
Dari paparan permasalahan diatas dapatlah kita mengambil
kesimpulan bahwa negara kita sangat memerlukan para pendidik (guru) yang
profesional begitu juga para oarang tua jauh hari sebelum melangkah
kejenjang pernikahan telah memikirkan dan belajar bagaimana cara
mendidik dan mengasuh anak, agar kelak anak-anak kita menjadi orang yang
memiliki karakter terbaik demi terwujudnya negara yang adil dan makmur
pada masa negri ini masih dalam tahap perkembangannya. Dan berikut ini saya mencoba memberikan beberapa kirteria guru yang profesional,
- Guru yang berniat ikhlas mengajar dan mendidik
Niat adalah penentu
segala perbuatan yang akan dan yang telah kita lakukan, dan sesorang
dari kita akan menadapat akibatnya menurut apa yang telah kita niatkan
sebelumnya maka jadilah kita berjalan dimuka bumi hingga detik ini
menurut niat kita sebelumnya. Menjadi guru adalah pekerjaan
gampang-gampang susah, semua itu tentunya kembali kepada niat kita dalam
memulai profesi menjadi guru. Jangan pernah
berniat hanya sekedar coba-coba untuk mejadi guru, karena guru yang
mencoba-coba berdiri diantara dua pilihan yaitu berhasil atau tidak.
Sehinngga yang akan dilakukan dari niat yang seperti ini adalah jika
tidak berhasil mengakibatkan keluhan panjang dan jika berhasil
mengakibatkan keangkuhan akhirnya segala sesuatu dinilai dari sudut
pandang untung dan rugi. Sebaiknya jujurlah dalam bertindak dan memilih
profesi yang benar-benar kita sukai sehingga menimbulkan kecintaan kita
terhadap profesi itu dan menjadi guru adalah tugas yang mulia dan
terpuji merupakan salah satu bentuk ibadah yang diwajibkan kepada
manusia, yaitu belajar dan mengajarkan. Jadi guru yang ikhlas dalam
mengajar dan mendidik tidak mempermasalahkan suatu keadaan, baik itu
dari sisiwanya maupun tempat dan peralatan yang akan digunakan dalam
mengajar, sebab guru yang ihklas adalah guru yang benar-benar
menginginkan peserta didikanya sukses meraih cita-cita dikemudian hari
kelak sehingga dalam mengajar dan mendidik menggunakan bermacam cara
untuk mentransfer ilmu yang bermanfaat bagi peserta didiknya.
2.Guru yang mengenal dirinya, profesinya, dan mengenal peserta didiknya
Mungkin sedikit
aneh ketika seorang guru belum mengenal siapa dirinya, apa profesinya
bahkan siapa peserta didiknya sehingga berakibat fatal bagi karirnya
maupun peserta didiknya. Menjadi guru profesional adalah pilihan bijak
dan guru yang profesional menampilkan kesan guruku idolaku artinya guru
yang tak pernah lekang dari ingatan peserta didiknya, berbagai macam
cara ia lakukan dalam mentrasnfer ilmu dan pembentukan karakter peserta
didiknya melalui mata pelajaran yang disampaikan yang sesuai dengan
kurikulum, tahap perekembangan anak, kecerdasan anak dan cara belajar
anak.
3.Guru yang disiplin dan bertanggung jawab
Sudah seyogiayanya
kedisiplinan itu pangkal dari segala perbuatan manusia yang profesional
dibidangnya. Seorang guru yang disiplin akan memepersiapkan segala
sesuatu untuk menjalankan visi misinya sebagai pendidik dan bertanggung
jawab atas segala perbuatannya dalam mengendalikan peserta didiknya pada
saat proses pembelajaran, tentunya akan membekas dijiwa anak atas apa
yang telah diterapkan dan diajarkan. Guru adalah cermin yang utama bagi
peserta didiknya, panutan terbaik bagi mereka. Guru adalah contoh bagi
siswanya mulai dari ucapan, perbuatan dan lain sebaginya. Untuk itu guru
sosok yang menjadi panutan peserta didiknya harus lebih utama
membudayakan kedisiplinan baik bagi dirinya dan profesinya maupun
penerapan bagi peserta didiknya. Begitu juga tanggung jawabnya terhadap
peserta didiknya atas apa yang telah dicontohkan atau ditanamkan
terhadap perkembangan pengetahuan anak yang terlihat dari sikap, tingkah
laku serta pola pikir anak baik didalam lingkungan sekolah maupun
keluarga dan masyarakat. Guru berperan aktif dalam tanggung jawab
membesarkan jiwa peserta didiknya menuju tahap kesempurnaan berpikir
dalam tahap perkembangannya.
4.Guru yang bijaksana dalam bertindak
Dalam setiap
situasi guru yang profesional akan melakukan sesuatu tindakan perbuatan
lebih bijaksana baik pada saat memberi motivasi maupun hukuman pada
peserta didiknya melakukan sesuatu yang berlebih dari standart peraturan
yang telah disepakati bersama antara guru dan peserta didiknya
5. Guru yang kreatif, inovatif dan menyenangkan
Guru yang kreatif
akan selalu menemukan cara terbaik dalam menyampaikan mata pelajaran
dan tentunya menggunakan inovasi terbaru sesuai dengan mata pelajaran
dan keadaan yang berlaku saat itu baik dari situasi dan kondisi
lingkungan setempat maupun dari latar belakang setiap peserta didiknya
dalam proses belajar mengajar sedang akan berlangsung atau sedang
berlangsung. Guru yang profesional faham dan mengerti trika apa yang
akan digunakan ketika mengajar dan mendidik demi tersalurnya apa yang
menjadi materi atau bahan ajar.
6.Guru yang selalu mendo’akan peserta didiknya
Guru adalah orang
tua bagi peserta didiknya disekolah dan guru yang profesional tidak akan
putus hubungan ketika sudah berakhirnya proses belajar mengajar. Guru
yang profesionl akan selalu mendo’akan peserta didiknya sebab tugas yang
diemban tidak hanya sebatas keberhasilan saat itu namun berkelanjutan
sampai peserta didik sukses mencapai ciat-citanya.
Menjadi guru adalah pekerjaan yang mulia jasa yang tak
ternilai harganya kebanyakan dari kita para guru terkadang masih malu
untuk mengakui bahwa dia adalah guru atau menjadi guru hanya setengah
hati sekedar sampingan saja. Tentunya bukan seperti itu, sebab guru
adalah modal utama sebuah negara menuju kesuksesan, maka jadilah guru
yang profesional mencintai profseinya dan menjadikan lahan ibadah
baginya yang berisikan kebaikan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang
banyak.
M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar