Membangun Karakter Guru Yang Dicintai Anak-Anak
Oleh : Ninik Ayundari
Guru SD Negeri
Senggreng 06 Sumberpucung
Karakter dan sikap
seorang guru terhadap muridnya merupakan bagian penting dalam menunjang
keberhasilan mendidik murid-muridnya. Seringkali kita bertanya apakah kita
sudah menjadi guru yang baik? Bagaimana dan
apa yang harus kita lakukan agar menjadi guru yang baik?
Sudah
seharusnya kita menyadari dan menanamkan pada diri sendiri, bahwa sebenarnya guru
bukanlah sekadar pekerjaan, tetapi sebuah profesi. Namun pada
kenyataannya tak jarang kita bertindak yang tidak sesuai dengan profesinya sebagai
guru. Sering di media massa diberitakan sikap guru yang tidak wajar
terhadap muridnya bahkan cenderung sadis. Memang dilema seorang guru yang
di sisi lain harus tetap menunjukkan sikap profesional, tegas dan berwibawa,
namun juga diharapkan sikap guru lembut, telaten dan sabar.
Pada saat ini guru yang baik seolah-olah sosok yang selalu
diuji para administrator pendidikan, pemerintah atau pakar pendidikan
berprestasi. Sebenarnya masyarakat dalam hal ini orang tua bahkan media
juga memiliki harapan-harapan mereka masing-masing. Akan tetapi, jarang anak-anak sebagai penerima layanan pendidikan,
ditanya apa pendapat mereka mengenai hal ini. Pada kenyataannya,
anak-anak inilah yang merupakan alasan munculnya sosok profesi guru berprestasi
dan melalui mereka pulalah profesi ini seharusnyamendapat nilai yang berharga .
Menjadi guru
adalah sebuah seni. Menjadi guru yang baik itu melibatkan panggilan,
kemampuan intelektual dan penguasaan materi, karakter, talenta dan kemampuan
berkomunikasi. Namun dari semua itu, yang terpenting adalah karakter.
Seorang guru
bisa diibaratkan sebagai seorang gembala. Ia tak hanya sekadar mengenal
nama murid-muridnya saja, namun lebih dari itu guru mengenal kepribadian dan
latar belakang mereka dengan sangat baik.
Dengan
demikian guru yang baik berarti sangat menyadari perbedaan antar anak-anak,
beragamnya cara mereka belajar, dan paham metode dalam menghadapi perbedaan itu
untuk mendorong siswa mampu belajar. Anak-anak yang belajar dengan guru
semacam itu tentu saja tidak perlu lagi mengeluarkan uang tambahan untuk
mengikuti les sepulang sekolah.
Tak hanya itu,
selayaknya seorang gembala, guru bertanggung jawab penuh untuk menjaga merawat
murid-muridnya. Mereka memiliki kepribadian penyayang, baik, hangat, sabar,
namun juga tegas, tidak otoriter serta luwes dalam perilaku. Pusat
perhatian mereka bukanlah pada buku teks atau kurikulum, tetapi pada anak.
Bagaikan domba-domba yang
mempercayakan diri kepada gembalanya, murid-murid akan merasa diterima dan
makin percaya kepada gurunya. Hubungan yang dekat antara guru dan murid
akan menghasilkan sikap hormat, sayang dan terbuka. Murid tidak ragu
untuk bertanya serta mencurahkan isi hati tanpa sungkan dan takut.secara
umum, ada 3 (tiga) bekal yang harus dimiliki seseorang untuk dapat menjadi
seorang guru yang baik.
Tiga bekal yang dimaksud di sini antara
lain: (1) kreatifitas yang memadai sehingga gaya mengajarnya guru tersebut
bervariasi, (2) kompetensi yang cukup, dan (3) memiliki sifat ikhlas dan mau
mendoakan kesuksesan pada anak didiknya.Seorang guru harus mempunyai jiwa kreatifitas
tinggi, jiwa kreatifitas di sini akan mendorong untuk menemukan berbagai model
pembelajaran baru yang cocok diterapkan di kelasnya.
Dari
inilah akan bisa menemukan berbagai
macam problem solving yang berhubungan dengan permasalahan siswa-siswi ketika
berada di sekolah, di kelas, maupun di luar sekolah. Kreatifitas
ini akan membuat seorang guru mampu menemukan cara membuka kelas yang elegan,
cara mengajar yang baik, cara memberikan tugas yang cantik namun tidak
memberatkan, membuat anak-anak aktif
menyampaikan ide mereka dan cara memimpin diskusi di kelas, cara membuat dan
melakukan penilaian yg praktis.
Kreatifitas yang dimiliki oleh seorang guru akan membuat dia menjadi terlihat
beda diantara guru yg lain, dan inilah yg akan membuat siswa-siswi selalu rindu
untuk berjumpa dengan gurunya.
Seorang
guru tidaklah harus seseorang yang mampu menguasai seluk beluk keilmuannya
sampai detail, cerdas dan brillian. Untuk menjadi guru IPA. Dia tak harus mengetahui semua nama-nama
latin tumbuhan yang ada di dunia tetapi ini merupakan nilai lebih yg patut
disyukuri. Tetapi secara umum, menjadi
guru tidaklah butuh hal yg terlalu menakjubkan seperti yg sudah disebutkan.
Syarat tersebut cukup mudah. Ia harus mempunyai kompetensi yang cukup yang
berhubungan dengan keilmuannya dan yang berhubungan dengan dunia pendidikan.
Andaikata seseorang sudah paham inti darikeilmuannya dan mampu menerapkan inti
keilmuan tersebut untuk memecahkan banyak sekali soal yang berhubungan dengan
keilmuannya, maka inipun sudah cukup. Apalagi orang tersebut juga paham
dasar-dasar pendidikan, maka semua itu sangat menunjang.
Yang
terakhir dari bekal yang harus dimiliki seorang guru ialah bersifat ikhlas.
Sifat ikhlas inilah yg jarang dimiliki guru sekarang ini. Andaikata seorang guru
ikhlas mengajar, maka keikhlasan ini akan memberikan semangat yg tanpa batas
pada guru untuk berusaha keras membuat anak didik mereka paham akan materi yang
telah disampaikan. Semangat keikhlasan ini akan mampu meluluhkan hati &
jiwa keras siswa-siswi mereka. Apalagi jika ditambah dengan kemauan guru untuk
mendoakan anak didik mereka untuk sukses, maka aspek spiritual ini menjadi
penyempurna kelebihan dari guru. Guru akan terlihat berwibawa dan
bercahaya.Layaknya seorang pedagang yang akan melakukan promosi apa saja untuk
membuat dagangannya laku terjual, seorang gurupun juga demikian.
Seorang
Guru ketika berada di dalam kelas diibiratkan sebagai seorang pedagang yang
sedang menjual barang dagangannya. Calon pembelinya ialah siswa-siswinya.
Barang dagangannya merupakan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Guru akan
melakukan apa saja untuk membuat para siswa-siswinya tertarik pada materi yang
diajarkan.Ketika dalam proses review tersebut seluruh siswa dapat menjawab
pertanyaan dengan sempurna secara tidak langsung hal tersebut telah menunjukkan
bahwa guru tersebut telah berhasil, dan barang dagangannya yakni ilmunya sudah
laku terjual.
Tetapi jika masih ada beberapa/bahkan hampir
seluruh siswa ada yang belum paham materi yg disampaikan, makan dalam hal ini secara
tidak langsung sudah menunjukkan bahwa guru tersebut kurang berhasil di dalam
berdagang.Dan bila hal ini terjadi, yang harus dia lakukan adalah mengevaluasi
kembali cara berdagangnya, yakni dengan menyakan berbagai banyak hal pada
dirinya sendiri.
Pertanyaanan
yg biasa diajukan ke dalam proses intorpeksi diri ini biasanya berkutat pada 4
(empat) hal, yakni apakah calon pembelinya punya cukup uang untuk membeli
barang dagangan/tidak, dengan kata lain apakah harga barang dagangannya terlalu
mahal/tidak, yang kedua apakah dagangannya sudah dikemas dalam wadah yg
menarik/tidak, ketiga apakah barang dagangannya telah bervariasi/monoton, dan
terakhir ialah apakah barang dagangannya sudah cukup berkualitas/tidak.
Banyak
guru terlalu berharap bahwa siswa-siswi mereka akan mampu menyerap semua
materi, padahal masukan sekolah tersebut tak terlalu bagus, yang artinya
siswa-siswi yg masuk ke sekolah itu kemampuan belajarnya masih jauh di bawah
standar, andaikan para guru menjumpai masalah ini, maka yg bisa seorang guru
lakukan ialah menyesuaikan diri dengan kondisi yg ada.
Penyesuaian bagi diri ini banyak sekali
caranya, pertama guru bisa menurunkan Standard Kompetensi yg hendak di capai
sehingga anak didik menjadi lebih mudah menangkap pelajaran. Kedua ialah dengan
tetap menggunakan Standard Kompetensi normal namun jumlah tatap mukanya harus
ditambah. Penambahan akan jumlah tatap muka seperti ini dilakukan bagi
mengatasi siswa-siswi yg slow learner, yakni dengan mengulang lagi materi ke
dalam bentuk remidial teaching/dengan memperbanyak latihan.
Ketiga guru tetap mengajar seperti biasanya,
akan tetapi materi yg diajarkan harus disampaikan se-smart dan sesimpel mungkin
sehingga siswa yang memiliki masalah belajar ini mampu mengingat materi dengan
cepat. Cara yg ketiga inilah yg terberat dilakukan guru karena guru harus bisa merencanakan
kegiatan pembelajaran seefektif mungkin.
Kemasan barang dagangan yg dimaksud pada pertanyaan kedua disini ialah
kemasan materi yang akan disampaikan, apakah cara dia menyampaikan materi sudah
bisa membuat siswa-siswinya antusias bagi mendengarkan, seberapa sering ia
melemparkan kesempatan terhadap siswa-siswi untuk berdiskusi dan bertanya,
seberapa sering dia melontarkan joke-joke segar tapi mendidik, Apabila
kekurangan nya terletak disini, maka guru tersebut wajib mencarikan solusi dan
memberikan catatannya.
Yang dimaksud variasi barang dagangan pada
pertanyaan ke 3 (tiga) ialah variasi materi yg disampaikan. Yang artinya
seorang guru harus pandai memberikan variasi di dalam kelas. Variasi ini bisa
dilakukan dengan mengubah suasana belajar siswa-siswi di kelas setiap hari,
atau setiap minggu/setiap durasi waktu tertentu yg kesemuanya bergantung pada
guru pengajar. Guru yg baik selalu paham akan halseperti ini, sehingga ketika
dia masuk ke dalam kelas pun, siswa-siswi tidak akan mudah bagi menebak apa
yang akan mereka kerjakan pada setiap pertemuan sebab guru tersebut selalu
membawa kejutan-kejutan yg berupa kegiatan belajar yg berbeda.
Sedangkan inti dari
pertanyaan terakhir ialah guru harus bisa mengecek materi yg telah disampaikan
kepada siswa-siswinya. apakah tak ada kesalahan pada konsep ketika materi
tersebut disampaikan, dan apakah mutu materi yg telah disampaikan selevel
dengan mutu materi yg disampaikan di sekolah lain. Hal seperti ini tidak
mungkin bisa dilakukan oleh seorang guru yg hanya asal ngajar saja. Perlu
kelegawaan untuk menyadari bahwa tugas guru bukan hanya menyampaikan saja,
tetapi juga harus mampu mempertanggung jawabkan apa yg sudah
disampaikannya.Demikian juga seorang guru. Ia tak akan bisa mengajar dengan
baik jika ia hanya mengandalkan pengetahuan yg diterima dari kuliahnya saja.
Padahal jaman sudah berubah. Siswa-siswi jaman sekarang lebih maju dan hebat
dari siswa-siswi jaman dahulu.
Jika guru hanya
mengandalkan ilmu yg ia bisa di bangku kuliah saja, ia akan disalip
siswa-siswinya. Untuk mengatasi hal semacam ini, guru harus kulakan ilmu baru.
Kulakan ini dapat dilakukan dengan membeli buku-buku yang baru untuk dibaca
sampai tuntas dan melek IT. Hal ini sangat baik dilakukan untuk mengetahui
perkembangan ilmu-ilmu yg berhubungan dengan bidangnya. Ia juga bisa mengikuti
berbagai kegiatan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kompetensi guru
seperti workshop dan seminar. Dikusi dengan rekan seprofesi, dengan rekan
senior/dengan pakar sangat membantu proses kulakan ilmu ini.
Cara kulakan ilmu yg
terakhir dan paling efektif dengan melanjutkan kuliah ke jenjang yg lebih
tinggi lagi dan setiap saat kulakan ilmu terbaru dari internet.Pada intinya
marilah kita belajar menjadi guru yang jadi teladan dan panutan serta disayangi
para siswa .... Insyaallah.
.