MENJADIKAN SEKOLAH BERKARAKTER
Banyak orang tua yang menaruh harapan lebih kepada
sekolah. Sebab sekolah harus menjadi rumah kedua bagi anak-anaknya. Tak salah
bila mereka berharap lebih dari sekolah. Sekolah yang mampu menanamkan dan menumbuhkan
nilai-nilai karakter yang baik kepada peserta didiknya. Sekolah yang
berkarakter karena dikelola oleh orang-orang yang berkarakter pula. Di sekolah
ada guru-guru yang berkarakter, dan di sekolah pula ada sebuah tumpuan harapan
agar para guru mampu memberikan keteladanan kepada para peserta didiknya.
Memang harus diakui, sekolah berkarakter adalah sebuah
tumpuan harapan. Harapan orang tua yang ingin anaknya terbina dengan baik.
Harapan masyarakat yang ingin anak-anak di lingkungannya menjadi anak yang
berbakti kepada bangsa, agama, dan orang tuanya. Itulah sketsa wajah negeri
yang kita idolakan. Tetapi bagaimana caranya?
Menanamkan pendidikan berkarakter tidaklah mudah.
Diperlukan proses yang panjang dalam membangun karakter itu sendiri. Sebab di sekolah,
guru tidak hanya menjadikan anak cerdas otak, tetapi juga cerdas watak. Dari
Cerdas Watak inilah guru mengembangkan peserta didik menjadi manusia unggul.
Watak atau karakter peserta didik terbangun ketika ada
sebuah system yang kuat dalam mengembangkan budaya sekolah atau school culture.
Budaya sekolah yang unik dan tidak dimiliki oleh sekolah lainnya, membuat
sekolah unggul di masyarakat. Unggul dalam bidang akademis dan non akademis.
Unggul dalam bidang ko-kurikuler dan ekstrakurikuler. Berbagai cabang kegiatan
ekstrakurikuler di buka untuk menyalurkan minat dan bakat siswa.
Tentu anda akan bertanya-tanya, dimana nilai unggul
sebuah sekolah? Nilai unggul sebuah sekolah terlihat dari upaya-upaya yang
dilakukan oleh oleh para civitas sekolah (stakeholder) dalam mengembangkan
potensi unik dari para peserta didiknya. Potensi unik inilah yang kami
kembangkan dalam pendidkan berkarakter melalui budaya sekolah.
Hal itu telah dilakukan oleh sekolah dengan mengembangkan budaya sekolah ke dalam
bentuk berbagai kegiatan kesiswaan. Di dalam berbagai kegiatan itulah
pendidikan berkarakter dimasukkan dalam hidden curriculum yang diberikan kepada
siswa secara sistematis. Kami sduah memulia itu dari pertama kali siswa masuk
ke sekolah sampai meninggalkan sekolah kami.
Pendidikan berkarakter di sekolah telah dimulai pada saat siswa pertama kali
masuk sekolah sampai kegiatan pelepasan siswa. Melalui kegiatan Masa Orientasi
Siswa, para siswa baru diperkenalkan berbagai kegiatan yang akan mereka ikuti
selama mereka bersekolah . Ketika mereka telah dinyatakan lulus dari Labschool,
maka kami melepasnya dengan sebuah kegiatan yang bernama pelepasan siswa.
Inilah event terakhir dari serangkaian kegiatan siswa yang di dalamnya telah
disisipkan pendidikan berkarakter dalam kurikulum tersembunyi.
Tak mudah membangun sekolah berkarakter. Apalagi di
zaman edan seperti ini. Korupsi merajalela, dan sulit sekali koruptor dijerat
dengan pasal-pasal korupsi karena pasal-pasal itu sendiri seperti karet yang
elastis dan mudah sekali terputus. Tak heran bila kasus korupsi di negeri ini
menjadi kasus yang mudah dilihat, tapi tak bisa dipegang. Sebab sekali
dipegang, maka akan banyak tangan yang terpegang, kita pun menjadi bingung dan
linglung sebab banyak orang baik menurut kita yang terseret. Sulit dibedakan
mana yang benar-benar koruptor, dan mana yang hanya menjadi korban saja. Sebab
semua itu harus teruji di meja hijau atau pengadilan.
Melihat sketsa wajah negeri seperti di atas, hal itu
tentu akan menjadi tidak baik bila dilihat oleh anak-anak sebagai generasi
penerus bangsa. Mereka tentu akan kecewa karena penegakan hukum tak sesuai
dengan harapan. Sedangkan mereka selalu mendapatkan nasehat dari para guru
untuk berlaku jujur dalam situasi dan keadaan apapun.
Sekolah tentu harus mengajarkan kejujuran kepada para
peserta didiknya. Sebab jantungnya karakter terletak kepada kejujuran. Ketika
kita tak mampu berbuat jujur, maka jangan harap ada orang yang mau percaya
kepada kita. Kitapun tak menjadi orang yang kredibel karena kepercayaan itu
dimulai dari sebuah kejujuran. Kejujuran adalah kunci keberhasilan dan
kesuksesan.
Sebagai sekolah umum, sekolah dituntut untuk mampu menjadi sekolah yang
berkarakter. Tentu dalam proses pelaksanaannya tak semudah membalikkan telapak
tangan. Ada saja tantangan dan rintangan kami hadapi. Namun dengan penuh
ketekunan, dan kerjasama dari semua pihak, sekolah kami mampu mengatasinya.
Melalui budaya sekolah atau school culture yang terus menerus disempurnakan,
sekolah kami terus membangun karakter siswa yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Sekolah berkarakter itu seperti sekolah laskar
pelangi. Sekolah dengan fasilitas apa adanya mampu bersaing dan melahirkan
peserta didik yang sangat luar biasa. Suatu kisah nyata dari sebuah sekolah
yang mampu menjaga sekolahnya tetap unggul walaupun ketiadaan fasilitas dan
keterbatasan dana. Tetap menjaga karakter sekolahnya dan membangun kejujuran.
Namun, siapa yang akan mengira kalau sekolah miskin
itu telah berhasil mendidik anak didiknya menjadi anak didik yang berbeda
dengan sekolah lainnya. Sekolah yang lebih mengedepankan akhlak mulia daripada
nilai-nilai pelajaran yang harus dikuasai siswa.
Sekolah itu telah mampu mengajarkan cinta kepada
sesama. Kekuatan cinta adalah salah satu kunci keberhasilan dalam dunia
pendidikan. ”Tidak pernah ada yang bisa mengalahkan kekuatan cinta yang murni
dan tulus. Cinta yang mendalam menebarkan energi positif yang tidak hanya
mengubah hidup seseorang, tetapi juga menerangi hidup orang banyak.” (Kompas
dalam cover novel Andrea Hirata ”Laskar Pelangi”).
Kesederhanaan, kemiskinan, dan ketiadaan fasilitas
justru mampu memompa semangat mereka untuk memenangkan karnaval dan lomba
cerdas cermat. Tengoklah Lintang, yang genius dan dengan senang hati bersepeda
80 kilometer pulang pergi untuk memuaskan dahaganya akan ilmu. Atau Mahar,
seorang seniman dadakan yang imajinatif, dan kreatif yang mampu mengangkat
citra sekolahnya dalam karnaval 17 Agustus dengan tarian budaya nasional tanpa
dana.
Film laskar pelangi yang sudah kita tonton sungguh
sangat mengharukan. Film yang bercerita tentang dunia pendidikan dengan
tokoh-tokoh manusia sederhana, jujur, tulus, gigih, penuh dedikasi, ulet,
sabar, tawakal, dan mengajar dengan cinta yang diperlihatkan kepada penonton
secara indah dan cerdas. Inilah realita pendidikan Indonesia di tengah berbagai
berita dan hiburan televisi tentang sekolah yang tak cukup memberi inspirasi
dan spirit.
Film Laskar Pelangi telah mengajarkan bagaimana
menjaga sekolah agar tetap unggul. Keunggulan itu terletak pada 6 kekuatan yang
harus dibangun, yaitu:
1. Memiliki guru yang mempunyai kompetensi, dedikasi
dan komitmen yang tinggi.
2. Memiliki siswa yang berprestasi.
3. Mengembangkan sumber belajar yang tidak hanya
berpusat pada guru.
4. Memiliki budaya sekolah yang kokoh.
5. Memiliki seorang tokoh panutan di sekolah dan mampu
menjadi contoh teladan.
6. Memiliki motivasi yang tinggi untuk mampu bersaing
dalam dunia global.
Akhirnya, untuk menjaga agar sekolah tetap unggul
diperlukan kebersamaan yang erat dari berbagai komponen yang ada di di dalam
komunitas sekolah. Semua harus saling melengkapi dan bekerjasama dalam
membangun sekolah ke arah yang lebih baik. Diperlukan suatu sistem yang utuh
dan sistemik agar sekolah tetap unggul. Ketika sekolah telah mampu membuktikan
keunggulannya, maka nilai-nilai karakter bangsa harus terjaga dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar